Flu Burung Menjangkit di Lima Kecamatan di Tasik

Kematian unggas jenis itik positif terserang virus H5NI atau flu burung terus menyebar luas di beberapa wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Sebelumnya, ratusan itik positif flu burung hanya ada di dua kecamatan yaitu Cisayong dan Sukaratu, kini flu burung telah menyerang tiga kecamatan lainnya yaitu Singaparna, Cigalontang dan Cineam. Namun, selama ini virus tersebut belum diketahui menyerang manusia.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelauatan Kabupaten Tasikmalaya H Idik Abdulah menyatakan, indikasi kematian unggas karena flu burung hampir sembilan puluh persen positif. Itu setelah dilakukan tes di Laboratorium Cikole, Bandung, beberapa hari lalu.

"Jadi sampel yang sudah dites oleh kami di lokasi dan dinyatakan positif H5NI diteliti lebih lanjut di laboratorium. Ini sudah lampu merah, hasilnya 90 persen positif terserang suspect flu burung," jelas Idik kepada Kompas.com melalui sambungan telepon Jumat (11/1/2013) pagi.

Ditambahkan Idik, langkah pencegahan untuk menekan penyebar luasan virus saat ini hanya dengan pemberian vaksinasi ke unggas. Namun, pihaknya menemukan kendala karena vaksin yang akan digunakan untuk jenis ayam. Sedangkan unggas yang terserang flu burung sebagian besar jenis itik.

"Jadi kami akan melakukan pemberian vaksin ini percobaan dulu ke lima ratus sampai seribu ekor sebagai sampel. Soalnya, vaksin ini yang kami terima di provinsi. Itu juga jumlahnya hanya 10 persen dari populasi itik yang ada di Kabupaten Tasikmalaya," ungkap Idik.

Selama ini, jumlah populasi unggas yang ada di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 200.000 ekor. Sedangkan jumlah vaksin yang diterima hanya 10 persen saja yaitu berjumlah 20.000 dosis.

"Jumlah kematian akibat flu burung sudah mencapai dua ribu ekor dari seluruh jumlah populasi. Jadi selain pemberian vaksin, kita juga mencegah penyebaran dengan beberapa langkah. Misalnya, dengan mencegah lalu lintas perdagangan hewan. Khusus untuk peternak itik malah telah diminta sementara untuk tak melepaskan itiknya dari kandang. Soalnya takut virus akan terus menyebar ke unggas lainnya, soalnya di suatu daerah virus ini juga menyebar ke ternak burung puyuh," kata Idik.