• home
Home » » Anggrek dan Perawatan Alami

Anggrek dan Perawatan Alami

anggrek



Salah satu tanaman hias paling digemari saat ini adalah anggrek. Anggrek yang ada di Indonesia merupakan jenis anggrek yang indah seperti: Vanda tricolor, Vanda hookeriana, Dendrobium phalaenopis, Phalaenopsis amabilis, Apple blossom, Paphiopedilun praestans, Paphiopedilun glaucophyllum.

Berdasarkan sifat hidupnya, anggrek dibedakan menjadi tiga yaitu: anngrek ephytis, anggrek semi ephytis, dan anggrek tanah.

Media tanam untuk anggrek berbeda-beda tergantung sifat hidupnya, seperti:

Media untuk anggrek ephytis dan semi ephytis: serat pakis yang telah digodok, kulit kayu yang dibuang getahnya, serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu, ijuk, potongan batang pohon enau, arang kayu, pecahan genting/batu bata.
Media untuk anggrek terrestia: tanah ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, dan serat pakis.
Media untuk anggrek semi terrestia: pecahan genteng agak besar ditambah pupuk kandang sekam, dan serat pakis.
Untuk mendapatkan tanaman anggrek yang indah, diperlukan ketelitian dalam memilih bibit anggrek. Ciri-ciri bibit anggrek yang baik adalah bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.

Perawatan yang tepat perlu dilakukan untuk mendapatkan bunga anggrek yang indah, salah satunya adalah pemupukan. Pemupukan tanaman anggrek dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:

Pemupukan bibit
Dalam fase ini perbandingan pupuk yang baik adalah N:P:K = 6:3:1. Unsur N banyak digunakan karena anggrek membutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk-pupuk yang dapat digunakan adalah: urea (0,6 gram untuk 1 liter air), ES (0,3 gram untuk 1 liter air), ZK (0,1 gram untuk 1 liter air)

Pemupukan untuk ukuran sedang
Fase ini membutuhkan pupuk dengan perbandingan 3:3:3, pupuk yang dapat digunakan adalah: Urea (0,3 gr/liter air), DS (0,3 gr/liter air), K2SO4 (0,3 gr/liter air)

Pemupukan untuk berbunga
Perbandingan pupuk untuk fase ini adalah N:P:K = 1:6:1

Jika pemberian pupuk tersebut tidak memungkinkan dilakukan, maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian air bekas cucian beras.

Air cucian beras yang berwarna keruh tersebut merupakan kikisan kulit ari beras. Dalam cucian tersebut terkandung beberapa mineral seperti fosfor, zat besi, vitamin, dan fitonutrien yang tinggi

Air cucian beras merupakan media alternatif pembawa bakteri Pseudomonas fluorescens. Bakteri ini berperan dalam pengendalian pathogen penyebab penyakit karat dan memicu pertumbuhan tanaman.

Gampang bukan? Silahkan mencoba

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive